METAMORFISME LOKAL DAN REGIONAL
A.
Pendahuluan
Batuan metamorf
adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat
berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah
mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat
pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Proses
metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan
temperatur 200oC-6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan
dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi
tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.Menurut
H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah mineral
suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia
dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses
tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
Facies Metamorfisme
Facies
merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan
dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada
batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan
mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau kimia.
Dalam hubungannya, tekstur dan struktur
batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses
metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan
faktor dominan, dimana semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang),
struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin
tampak kasar dan besar.
B.
Metamorfisme Lokal dan Regional
a.
Metamorfisme Lokal
Jenis ini penyebaran metamorfosanya
sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja. Termasuk dalam tipe
metamorfosa ini adalah:
·
Metamorfisme Kontak/Thermal
Terjadi pada
batuan yang terpanasi oleh intrusi magma yang besar. Pancaran panas tersebut
akan semakin menurun bila semakin jauh dari tubuh intrusinya. Hal ini berakibat adanya
perbedaan pengaruh suhu pada batuan sampingnya antara bagian yang dekat dengan
tubuh intrusi dan yang lebih jauh. Tentunya demikian juga dengan hasil perubahan
mineraloginya. Zona aureole yang melingkari tubuh intrusi merupakan gambaran ada
perubahan tersebut.
·
Metamorfisme Kataklastik
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan
tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis,
yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin
dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan
tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa
semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
b. Metamorfisme Regional
Tipe
metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu
kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
·
Metamorfisme
Regional Dinamotermal
Sering dikaitkan dengan jalur orogenesa. Kenyataan menunjukkan bahwa
pada jalur tersebut dijumpai penyebaran batuan metamorf yang luas yang
disebabkan oleh beberapa kali proses orogenesa. Artinya bahwa beberapa
diantaranya telah terbentuk oleh satu kali atau lebih metamorfisme se.belumnya.
Berbeda dengan metamorfisme kontak, metamorfisme regional dinamotermal
berlangsung berkaitan dengan gerak-gerak penekanan ("penetrative
movement"). Hal ini dibuktikan dengan struktur sekistositas. Jika
metamorfisme termal terjadi pada tekanan rendah antara 100 sampai 1000 bar atau
mencapai 3000 bar ( terjadi pada kedalaman 11 - 12 -km ), maka metamorfisme
regional dinamotermal terjadi dalam pengaruh tekanan antara, paling tidak 2000
sampai 10.000 bar. Hal ini akan memperlihatkan perbeqAan fabrik batuan pada
kedua metamorfisme tersebut. Suhu yang berpengaruh pada keduanya umumnya sama
dimulai diatas 150° C sampai maksimum sekitar 800° C.
·
Metamorfisme Beban
Tidak berkaitan dengan
orogenesa atau intrusi magma. Suatu sedimen pada cekungan yang dalam akan terbebani oleh material di
atasnya. Suhunya, bahkan sampai pada kedalaman yang besar, lebih rendah
dibandingkan pada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400° - 45o°C.
Gerak - gerak penetrasi yang menghasilkan sekistositas hanya aktif secara
setempat, jika tidak biasanya tidak hadir. Oleh karena itu fabrik batuan asal
tetap tampak sedangkan yang berubah adalah komposisi mineraloginya. Perubahan
metamorfismenya tidak teramati secara megaskopis tetapi hanya terlihat pada
pengamatan sayatan tipisnya di bawah mikroskop. Metamorfisme beban
memperlihatkan batuan-batuannya mengandung Seolit CaA1 laumontit dan lawsonit
disatu pihak dan mengandung glaukopan dan
jadeit dipihak lain. Keduanya
terbentuk pada kondisi suhu yang dianggap sama, perbedaan itu lebih cenderung
diakibatkan oleh adanya tekanan yang tinggi sampai sangat tinggi.
· Metamorfisme Lantai Samudera
Batuan Penyusunnya merupakan Material baru yang dimulai pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan Mineralogi dikenal juga metamorfsime hidrothermal. Dalam hal ini larutan Panas/gas memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan metasomatisme.
Sumber :